Pages

Wednesday, January 27, 2010

Sushi Ekonomis (ala Jo)


berhubung teman2 pada penasaran ama sushi yang gw bikin untuk makan malam tadi, ini sekalian gw share resep Sushi wanna be yang biasa gw bikin ^_^

FYI, gw gak pernah bikin sushi pake beras jepang, karena gak tega ama dompet, hihihi... cuka yang dipake untuk campuran nasinya juga pake cuka beras aja, biar murah....trus campur gula pasir dikit, jadi gak usah pake mirin...hihihi

Bahan :
250 gr beras ketan
750 gr beras biasa
1/2 cup cuka beras ( atau sesuai selera)
gula pasir secukupnya

caranya :
  1. beras ketan dan beras biasa di campur jadi satu lalu masak jadi nasi seperti biasa, pake rice cooker.
  2. panas-panas, pindahkan nasi ke wadah plastik, lalu tuangkan cuka beras dan gula, aduk2 terus hingga rata dan nasi menjadi hangat. biarkan hingga dingin.
  3. Nasi sushi siap di gulungin apa saja sesuai selera ^_^

Carrot Cake


Aaaah, ini ceritanya ngiler gara2 mbak dita lagi niiih.....siapa yang gak bakal ngiler kalo fotonya meyakinkan gitu, hihihihi... tapi serius, carrot cake ini asli enak banget.

Gw modifikasi bagian cheese frostingnya aja...sisanya plek resep. Buat yang kurang suka manis, gulanya boleh dikurangin.

Sebagai orang yang tidak suka dengan wortel, kue ini asli sangat bisa diterima oleh gw...bau langu wortel yang biasanya bikin gw gak nyaman, tertutup oleh wangi kayu manisnya (lain kali gw tambah lagi sedikit :P ) yang bikin kue ini enak banget menurut gw karena...Topping Cheese-nya.... Yummo ^_^

Sumber: NCC, Bogasari Baking Center Cake Baking Course

Bahan Cake :
250 gr Telur (kira-kira 4 telur ukuran sedang)
300 gr gula kastor
2 gr garam
5 gr emulsifier (optional)
260 gr tepung Segitiga Biru
1 gr baking soda
1 gr baking powder
1 gr cinnamon bubuk
450 gr wortel (parut halus) (kira-kira 4 wortel ukuran kecil)
150 gr minyak

Bahan Cream Cheese Frosting :
100 gr Cream Cheese
200 gr butter
SKM semanisnya


Cara membuat cake :
1. Kocok telur, gula, garam hingga kental dengan speed tinggi. Masukkan emulsifier, kocok terus hingga kental dan meninggalkan jejak.
2. Ayak bahan kering, kemudian masukan kedalam adonan dengan speed rendah hingga tercampur rata.
3. Masukkan wortel parut, aduk rata.
4. Masukan minyak perlahan kedalam adonan hingga tercampur rata.
5. Tuangkan kedalam loyang bundar 20-22 m yang telah dialasi kertas.
6. Panggang dengan suhu 180ÂșC selama 30 - 45 menit (lakukan tes tusuk).

Cara membuat cream cheese frosting :
1. Kocok semua bahan hingga rata dan mengembang
2. Oleskan pada Carrot Cake.

Sunday, January 10, 2010

Roti Sobek 3 Bahan



Tertarik dengan postingan mbak Dita di FB-nya, aku yang kebetulan sedang bingung untuk mengkaryakan sisa whipped cream jadi dapat ide. Yang kebetulan lagi, sisa whip cream-nya pas untuk bikin 1 resep....jadilah sore-sore dingin, sambil main poker di FB, aku bikin roti ini. Hasilnya ??? lembut banget...mungkin karena kandungan lemak dari creamnya cukup banyak ya?

Resep ini beneran gampang banget, bahkan buat kamu-kamu yang mengaku pemula sekalipun, di jamin sukses....oh ya, jumlah cairannya tadi aku tambah...karena tepung aku terlalu kering. Berapa banyak ? hmmm....tadi lupa nimbang, tapi dikira2 aja sampai adonan enak diuleni...jangan lupa lakukan "window test" pada adonannya sebelum di proofing....selamat mencoba ^_^ (psst..lihat deh tampang aika waktu bangun tidur dan melihat roti panas yang sedang di foto, dia suka banget sama roti ini)




Bahan-bahan :
170 gr krim kental/thickened cream
2 1/2 cup tepung terigu
1 sachet/11 gr ragi instant
1/2 cup gula (optional)







Cara Membuat :
1. Campur semua bahan jadi satu, mikser dengan hook roti sampai adonan gak lengket di wadah.
2. Matikan mikser, uleni sebentar dengan tangan. Tutup wadah dengan plastic wrap atau lap, simpan di tempat hangat sekitar 20-30 menit sampai mengembang.
3. Panaskan oven 180˙C. Ambil adonan sedikit demi sedikit kemudian isi dan susun dalam loyang yang sudah dialasi kertas roti atau parchment paper. Olesi atasnya dengan susu atau kuning telur kocok plus susu, taburi topping.
4. Panggang selama kurang lebih 30 menit. Dinginkan. Dan siap disajikan.

Friday, January 1, 2010

Cinta


Bila cinta mendatangimu, ikuti dia, Walaupun jalannya sulit dan terjal.
Dan ketika sayapnya mengembang mengundangmu,
Walaupun pedang yang tersembunyi di antara ujung sayapnya dapat melukaimu.
Dan ketika ia berkata padamu untuk memercayainya,
Walaupun suaranya berserak dalam mimpimu bagaikan angin utara yang menghembus di kebun.
Bahkan ketika cinta memahkotaimu, ia akan menyalibmu.
Bahkan saat ia adalah pertumbuhanmu, maka ia juga memangkasmu.
Bahkan saat ia menaiki puncakmu dan membelai lembut rantingmu yang bermandi matahari.
Maka ia akan turun sampai ke akarmu dan mengguncangnya dari tanah.
Bagai butir jagung ia mengumpulkanmu di sekelilingnya.
Ia melucutimu sampai membuatmu telanjang.
Ia mengayakmu untuk membebaskanmu dari sekam.
Ia menggilingmu agar memutih.
Ia meremasmu sampai liat.

Lalu ia menyuruhmu mendekati api sucinya, agar kau dapat menjadi roti suci untuk pesta suci Tuhan.
Semua ini akan dilakukan oleh cinta agar kau mengetahui rahasia dalam hatimu, dan dalam pengetahuan itu menjadi bagian dari hati kehidupan.
Tetapi bila dalam ketakutanmu kau hanya mencari kedamaian dan kesenangan cinta,
Lalu lebih baik bagimu untuk menutup ketelanjanganmu dan melewati ambang lantai cinta.
Dalam dunia tanpa musik di mana kau tertawa, namun tidak semua air matamu.
Cinta memberi kesia-siaan, tetapi mengambil kesia-siaan juga.
Cinta tidak akan memiliki, kecuali bila cinta dimiliki.
Karena cinta tidak cukup hanya untuk cinta.

Ketika kau mencintai kau tidak boleh berkata,”Tuhan berada dalam hatiku,” tetapi,”aku berada dalam hati Tuhan.”
Dan jangan berpikir kau dapat langsung menuju cinta karena cinta, bila cinta menganggapmu berharga, ia akan mendatangimu.
Cinta tidak memiliki keinginan lain, kecuali untuk memenuhi dirinya sendiri.
Tetapi bila cinta dan keharusan butuh memiliki keinginan, biarkanlah ini menjadi keinginanmu :
Untuk mencair dan seperti sungai yang mengalir yang menyanyikan melodi di gelap malam. Untuk mengetahui rasa sakit dari kelembutan. Untuk dilukai oleh pemahaman atau cintamu sendiri. Untuk berdarah dengan bahagia dan nikmat. Untuk terbangun saat senja dengan hati bersayap dan berterima kasih atas hari yang penuh cinta ; Untuk beristirahat saat tengah hari dan menikmati kenikmatan cinta ; Untuk pulang ke rumah saat ombak menghantam dengan penuh rasa terima kasih ; Dan untuk tidur dengan sebuah doa bagi mereka yang dicintai oleh hati dan sebuah lagu di bibirmu.






thanks to kathy for the text

Kelas Yang bernama Kehidupan


Seorang tante saya pernah bilang kalau setiap manusia punya "life lesson" yang harus mereka kuasai dalam hidup ini. Tiap orang punya "life lesson" yang berbeda. Saya pikir "life lesson" saya adalah dalam hal mengatasi kekecewaan. Sepanjang umur saya, yang dapat saya ingat, hampir semua yang saya cita-citakan tidak saya dapatkan dalam bentuk persis seperti yang saya cita-citakan. Berulang kali saya harus menghadapi kekecewaan karena harus banting setir saat menghadapi realita. Saya tidak mau mengatakan bahwa Tuhan tidak memberikan saya apapun dalam hidup. Tuhan memberkati saya dalam banyak hal, akan tetapi entah mengapa, banyak sekali hal yang sangat saya inginkan dalam hidup, Ia berikan tidak melalui jalan yang mulus, tetapi harus berkali-kali membentur realita, dan melewati jalan panjang berliku sebelum kemudian (mudah2an)bisa aku capai.

Satu hal yang paling nyata, dalam hal cita-cita saya dibidang masak memasak. Sejak SD, saya sudah menyadari bahwa saya punya passion yang sangat besar pada makanan. Saya orang yang sangat menikmati makanan. Sejak SD, setiap kali membaca majalah, halaman pertama yang saya buka adalah halaman resep. Saya biasanya akan membaca setiap resep yang menarik dengan seksama. Setiap petunjuk yang tertulis dalam resep itu, saya bayangkan langkah-langkah pembuatannya. Seringkali, saya membaca resep-resep itu menjelang waktu tidur saya, dan ternyata saya memimpikan membuat makanan itu. Setiap kali saya tidak dapat tidur, saya akan mengambil resep masakan pemberian oom saya untuk saya baca, setiap halamannya, sampai kemudian jatuh tertidur. Setiap kali menemukan bahan yang terdengar asing, saya akan mengingatnya, dan akan merasa sangat senang jika suatu hari saya membaca keterangan tentang bahan asing itu di majalah lain. Sejak SD pula, setiap kali dimintai tolong oleh mama untuk pergi membeli masakan di satu resto chinese food dekat rumah, saya akan memperhatikan dengan sangat seksama langkah pembuatan setiap masakan yang dipesan, bahan apa saja yang dimasukkan, apakah dagingnya harus dipukul atau tidak. Sepulangnya dari resto itu, saya akan bercerita tentang seluruh hasil pengamatan saya itu pada mama, untuk dikemudian hari direka ulang oleh mama.

Tidak mengherankan, jika saat kelas 2 SMP saya sudah sangat jelas tentang cita-cita saya, yaitu mengambil jurusan masak memasak saat kuliah nanti. Semua usaha saya kerahkan untuk bisa menembus sekolah perhotelan ternama di kota Bandung. Saya memberikan perhatian saya paling besar dalam pelajaran bahasa inggris, karena saya tahu itu akan menjadi bahan ujian penerimaan sekolah perhotelan itu kelak. Jika teman-teman saya selalu menggerutu tentang sulitnya pelajaran grammar, saya justru senang dengan seluruh materi pelajaran bahasa inggris.
Cita-cita tersebut tidak pernah berubah sedikitpun hingga saya lulus dari SMA. Apa daya, saat itu kondisi keamanan di Indonesia membuat mama saya berubah pikiran. Mama saya menjadi orang pertama yang menentang cita-cita yang dahulu ia dukung. Mama cuma memberikan 2 pilihan, masuk ke Universitas swasta lain yang ia anggap lebih aman, atau dikirimkan ke China sambil menunggu kondisi Indonesia lebih aman. Saya terpaksa mengambil pilihan pertama, masuk Universitas yang lebih aman, dan mengambil jurusan yang sama sekali tidak pernah saya bayangkan akan saya ambil. Kecewa ? sudah pasti....

Rasanya seumur hidup saya harus berkali-kali berhadapan dengan situasi yang diluar kontrol saya yang akhirnya membuat apa yang saya cita-citakan gagal tercapai. Baik dari hal besar, seperti jurusan kuliah, hingga hal remeh seperti kota tujuan bulan madu yang harus aku batalkan karena kota Bali baru saja mengalami pemboman saat itu.
Berulang kali mengalami kekecewaan, ternyata tidak membuat saya semakin pintar dalam menghadapi perasaan kecewa itu. Tahun 2009 mungkin menjadi tahun terberat dalam hal mengelola rasa kecewa ini. Ditahun ini saya berkali-kali menghadapi situasi yang serba tidak pasti, yang mengakibatkan apa yang sudah dicita-citakan terpaksa dikubur atau dipending. Pertahanan kesabaran saya rasanya sudah bobol di tahun ini. Saya rasanya sudah muak harus berulang kali menelan semua kekecewaan itu. Jika sebelum-sebelumnya saya mengomel setiap kali merasa kecewa, tahun ini saya merasa sangat marah. Entah pada siapa amarah ini harus ditujukan, tapi pada akhirnya orang-orang terdekat saya yang akhirnya harus menerima semua amarah akibat dari kekecewaan yang terpendam itu.

Dalam kemarahan ini, saya bersikap seperti seorang balita yang frustasi karena tidak mendapatkan keinginannya. Jika sebelumnya saya berusaha memahami dunia sekitar saya, maka di tahun 2009 ini, saya menuntut agar dunia yang memahami saya. Saya secara kaku menuntut agar segala sesuatunya berjalan seperti apa yang saya kehendaki, dan jika tidak seperti itu, maka saya kemudian akan menjadi sangat marah. Saya menuntut orang terdekat saya, which is my betterhalf - Idar, untuk memahami segala keinginan dan perasaan saya tanpa saya mau sedikitpun memberikan celah untuk mau memahami keinginan dan perasaaannya. Berulang kali saya harus bertengkar dengannya karena segala hal remeh temeh yang gagal ia lakukan persis seperti keinginan saya, sementara segala keberhasilan Idar dalam mempersembahkan hal-hal besar saya abaikan. Amarah ini juga membuat hari-hari saya menjadi sangat tidak produktif. Demi mencegah kemarahan saya tertumpah tidak terkendali dan memperburuk hubungan saya dengan idar, setiap kali menghadapi kekecewaan, saya berusaha untuk "melarikan diri", tidak mau menghadapi permasalahan yang sebenarnya.

Dunia maya menjadi tempat pelarian saya yang paling nyaman, disana saya bisa bertemu dengan banyak sekali sahabat-sahabat maya, saya bisa mengintip sedikit kehidupan para sahabat saya tersebut dan ikut merasa senang saat sahabat saya itu sedang senang. Saya sama sekali menghindar untuk merasakan perasaan saya sendiri, enggan menghadapi diri sendiri dan berharap solusi bisa muncul dengan sendirinya tanpa perlu saya turun tangan.
Sikap yang sangat kekanak-kanakan, saya sadar sekali akan hal itu, dan juga tidak peduli. Saya termanjakan oleh Idar yang sangat pengertian, yang membiarkan saya dengan segala pola "melarikan diri" saya, paling hanya sesekali dia mengingatkan jika saya sudah terlalu jauh melarikan diri, mengingatkan saya untuk tidak terlalu cepat berlari dan tidak ingat untuk kembali. Kondisi seperti ini terus terang membuat saya sangat lelah secara mental, saya seakan-akan hidup dalam kereta rollercoaster tanpa tombol off. Dalam kelelahan itu, saya makin bersikap seperti anak kecil, yang hanya fokus pada kebutuhan diri sendiri sementara dunia diluar saya itu hanyalah latar belakang yang samar-samar, yang membuat saya pusing jika saya berusaha untuk fokus. Dalam kelelahan ini, saya berpikir bahwa dunia sedang berputar mengelilingi saya, dan bahwa saya lah pusat semesta ini.

Mengingat itu adalah pikiran irrasional, maka tidak heran jika kemudian saya jatuh semakin dalam lubang yang bernama "depresi" setiap kali harus menghadapi kekecewaan. Lubang yang secara perlahan menjebak saya saat baru saja melahirkan Makaio, dan nyaris menenggelamkan saya pasca melahirkan Aika. Saya berhasil terbebaskan dari lubang itu saat Idar memaksa saya berhadapan dengan diri saya sendiri dan mendorong saya untuk jujur mengakui passion saya dibidang makanan.
Saya tidak mau lagi jatuh ke lubang yang sama, meskipun ada banyak kecenderungan untuk menuju ke arah lubang itu. Satu-satunya cara untuk menghindari dari lubang depresi dalam hidup saya adalah menguasai ketrampilan untuk menghadapi kekecewaan. Jika itu adalah Life Lesson saya, maka saya harus belajar sangat keras supaya bisa naik kelas. Seumur hidup saya, saya bukan siswa yang rajin, malah bisa dibilang saya itu siswa yang sangat pemalas. Tuhan memberkati saya otak yang cukup encer, sehingga meskipun saya sering tertidur dalam kelas, atau bahkan membaca novel saat kuliah, saya masih bisa lulus dengan nilai yang tidak memalukan. Tuhan mungkin justru memaksa saya untuk menjadi siswa yang lebih rajin dalam kelas yang bernama kehidupan. Karena dalam kelas kehidupan ini, otak encer saja tidak cukup. Diperlukan lebih dari sekedar kerja keras dan otak encer untuk bisa lulus. Diperlukan segentong kesabaran dan kepasrahan (kualitas yang kurang saya miliki), diperlukan sekulkas penuh doa dan iman untuk membuat saya bertahan dititik normal dan tidak terseret kembali ketitik depresif. Dan dikelas ini, saya juga tidak bisa nyontek, karena tiap manusia punya bahan ujian yang berbeda-beda, sehingga ini kemudian menjadi ujian privat antara saya dan Tuhan di dalam kelas bernama kehidupan.

Sekarang, diawal tahun 2010, saya kembali membuat resolusi setelah sekian tahun absen membuatnya. Satu-satunya resolusi saya di tahun 2010 adalah lulus dalam mata kuliah yang berjudul "Kekecewaan", dan semoga saat saya lulus nanti, saya bisa mengambil mata kuliah lain, karena terus terang, belajar menguasai satu mata kuliah selama 30 tahun itu mulai terasa sangat membosankan, hehehheehe.




A Father Prayer -General Douglas MacArthur, 1952-

Build me a son, O Lord, who will be strong enough to know when he is weak, and brave enough to face himself when he is afraid; one who will be proud and unbending in honest defeat, and humble and gentle in victory.

Build me a son whose wishbone will not be where his backbone should be; a son who will know Thee and that to know himself is the foundation stone of knowledge.

Lead him I pray, not in the path of ease and comfort, but under the stress and spur of difficulties and challenge. Here let him learn to stand up in the storm; here let him learn compassion for those who fail.

Build me a son whose heart will be clear, whose goal will be high; a son who will master himself before he seeks to master other men; one who will learn to laugh, yet never forget how to weep; one who will reach into the future, yet never forget the past.

And after all these things are his, add, I pray, enough of a sense of humor, so that he may always be serious, yet never take himself too seriously. Give him humility, so that he may always remember the simplicity of true greatness, the open mind of true wisdom, the meekness of true strength.

Then, I, his father, will dare to whisper, have not lived in vain.




Jo's Note:
Saya selalu suka dengan isi doa ini, doa yang sangat indah dari orang tua untuk anak-anaknya......
Doa ini bukan saja untuk anak laki-laki saya, tapi juga untuk anak perempuan saya....saya berharap mereka dapat menjadi orang yang utuh dalam dimensi kemanusiaannya....

Sebagai orang tua, saya tidak meminta Tuhan memberikan saya anak yang paling genius,
juga tidak meminta Tuhan untuk menjadikan anak-anak saya orang yang paling sukses dan dapat menjadi penguasa dunia.....
cukup jadikan anak-anak saya manusia-manusia yang punya hati nurani, yang tidak melupakan asal usulnya.....dan yang terutama, agar anak-anak saya mengenal siapa Tuhan mereka secara pribadi....maka saya yakin, mereka akan dapat melewati segala tantangan dalam hidup ini.....

dan di saat yang sama aku juga berharap dapat menjadi anak seperti isi doa dari jendral Douglas ini bagi orangtuaku....AMIN