Pages

Tuesday, December 22, 2009

Suara Yang Paling Indah (Sebuah Renungan Tentang Indahnya Toleransi Beragama)


Tulisan ini saya ketik ulang dari buku yang sedang saya baca akhir-akhir ini. Buku Si Cacing dan Kotoran Kesayangannya karangan Ajahn Brahm, seorang biksu pertapa yang dengan gaya bertuturnya yang ringan justru mampu membuat kita merenung.
Kenapa saya ketik ulang ? Karena saya tidak punya kemampuan untuk menuliskannya dengan cara lain yang lebih indah. Semoga tulisan ini dapat menjadi pegangan bagi kita semua di masa dimana toleransi beragama menjadi sesuatu yang semakin "mahal".

Suara Yang Paling Indah

Seorang tua yang tidak berpendidikan tengah mengunjungi sebuah kota besar untuk pertama kali dalam hidupnya. Dia dibesarkan di sebuah dusun di pegunungan yang terpencil, bekerja keras membesarkan anak-anaknya, dan kini sedang menikmati kunjungan perdananya ke rumah anak-anaknya yang modern.

Suatu hari, sewaktu dibawa berkeliling kota, orang tua itu mendengar suara yang menyakitkan telinga. Belum pernah dia mendengar suara yang begitu tidak enak didengar semacam itu di dusunnya yang sunyi. Dia berkeras mencari sumber bunyi tersebut. Dia mengikuti sumber suara sumbang itu, dan dia tiba di sebuah ruangan di belakang sebuah rumah, di mana seorang anak kecil sedang belajar bermain biola.

"Ngiiik ! Ngoook !" berasal dari nada sumbang biola tersebut.

Saat dia mengetahui dari putranya bahwa itulah yang dinamakan "biola", dia memutuskan untuk tidak akan pernah mau lagi mendengar suara yang mengerikan tersebut.

Hari berikutnya, di bagian lain kota, orang tua ini mendengar sebuah suara yang seolah membelai-belai telinga tuanya. Belum pernah dia mendengar melodi seindah itu di lembah gunungnya, dia pun mencoba mencari sumber suara tersebut. Ketika sampai ke sumbernya, dia tiba di ruangan depan sebuah rumah, di mana seorang perempuan tua, seorang maestro, sedang memainkan sonata dengan biolanya.
Seketika, si orang tua ini menyadari kekeliruannya. Suara tidak mengenakkan yang didengarnya kemarin bukanlah kesalahan dari biola, bukan pula salah sang anak. Itu hanyalah proses belajar seorang anak yang belum bisa memainkan biolanya dengan baik.

Dengan kebijaksanaan polosnya, orang tua itu berpikir bahwa mungkin semikian pula halnya dengan agama. Sewaktu kita bertemu dengan seseorang yang menggebu-gebu terhadap kepercayaannya, tidaklah benar untuk menyalahkan agamanya. Itu hanyalah proses belajar seorang pemula yang belum bisa memainkan agamanya dengan baik. Sewaktu kita bertemu dengan seorang bijak, seorang maestro agamanya, itu merupakan pertemuan indah yang menginspirasi kita selama bertahun-tahun, apapun kepercayaan mereka.

Namun, ini bukanlah akhir dari cerita.

Hari ketiga, di bagian lain kota, si orang tua mendengar suara lain yang bahkan melebihi kemerduan dan kejernihan suara sang maestro biola. Menurut anda, suara apakah itu ?

Melebihi indahnya suara aliran air pegunungan pada musim semi, melebihi indahnya suara angin musim gugur di sebuah hutan, melebihi merdunya suara burung-burung pegunungan yang berkicau setelah hujan lebat. Bahkan melebihin keindahan hening pegunungan sunyi pada suatu malam musim salju. Suara apakah gerangan yang telah menggerakkan hati si orang tua melebihi apapun itu ?

Itu suara sebuah orkestra besar yang memainkan sebuah simfoni.

Bagi si orang tua, alasan mengapa itulah suara terindah di dunia adalah, pertama, setiap anggota orkestra merupakan maestro alat musiknya masing-masing ; dan kedua, mereka telah belajar lebih jauh lagi untuk bisa bermain bersama-sama dalam harmoni.

"Mungkin ini sama dengan agama," pikir si orang tua. "Marilah kita semua mempelajari hakikat kelembutan agama kita melalui pelajaran-pelajaran kehidupan. Marilah kita semua menjadi maestro cinta kasih di dalam agama masing-masing. Lalu, setelah mempelajari agama kita dengan baik, lebih jauh lagi, mari kita belajar untuk bermain, seperti halnya para anggota sebuah orkestra, bersama-sama dengan penganut agama lain dalam sebuah harmoni!"

Itulah suara yang paling indah


(diketik ulang dari : Si Cacing dan Kotoran Kesayangannya, p. 213-215)

gambar diambil dari sini

Monday, December 14, 2009

Tumis Steak Jamur


Sumber : Kumpulan hidangan sehari-hari seri 4 - SEDAP

Bahan Steak :
250 gr daging giling (jo : pake daging ayam, sesuai persediaan aja ^_^ )
1 butir telur
50 jamur kancing kaleng, cincang kasar
1/4 sdt merica bubuk
1/4 sdt garam
1/2 sdt kecap manis

Bahan Tumisan :
4 siung bawang putih, cincang kasar
1/2 buah bawang bombay, cincang kasar
1/2 buah paprika merah, potong kotak
1/2 buah paprika hijau, potong kotak
100 gr jagung manis pipil
50 gr kacang polong
2 sdt saus tiram
1 sdt saus tomat
1/4 sdt merica bubuk
1/2 sdt garam
400 ml air
1 sdt tepung maizena dan 1 sdt air, larutkan untuk pengental
1 sdt angciu (boleh diabaikan)
2 sdm minyak untuk menumis


Cara Membuat :

1. Steak : Aduk rata semua bahan, bentuk diameter 3 cm, padatkan dan pipihkan.

2. Tumisan : tumis bawang putih, dan bombay sampai harum. Tambahkan steak, aduk hingga berubah warna.

3. Masukkan semua bahan lainnya, kecuali air dan larutan maizena. aduk rata

4. tambahkan air, masak hingga mendidih, tambahkan larutan maizena. Masak hingga meletup-letup.

5. Menjelang diangkat, tambahkan angciu, aduk rata.


Tips : pilih daging yang agak berlemak supaya lebih gurih.

Untuk : 5 porsi

Saturday, December 12, 2009

Blueberry Cheese Cake (non bake)


sumber : Baking Code - Alex Goh

resep ini di adaptasi dari resep tiramisu, cuma bedanya gak pake mascarpone dan kopi instant aja. ada sedikit takaran yang aku rubah, karena alasan kagok aja sih, hehehe
hasilnya...enak, rasa kejunya terasa pas, gak bikin eneq...tapi juga gak samar-samar seperti kalo kita beli di toko, hehehehhe.
tips : selalu pakai dairy cream, kalau menginginkan rasa cheese cake yang mantap....^_^

untuk diameter 15 cm

Bahan A :
1 telur utuh
1 kuning telur
20 gr gula pasir

Bahan B :
1,5 sdm gelatin bubuk
50 gr air matang

Bahan C :
250 gr cream cheese (jo : kemaren gw pake Anchor)
50 gr gula

Bahan D :
250 Krim kental, kocok kaku ( jo : Anchor)

Bahan E :

1 lembar sponge cake vanilla untuk alas (jo : kemaren gw pake yang coklat, karena cuma punya itu, males bikin lagi, hehehehhe)

Cara Membuat :

1. siapkan loyang ring, lapisi plastik mika dibagian dalam ring. masukkan sponge cake untuk alasnya.

2. campur bahan B, aduk rata. biarkan hingga set, lalu tim sampai larut seluruhnya.

3. kocok bahan A diatas air mendidih, hingga kental, pucat dan berjejak

4. Masukkan larutan gelatin (bahan B) ke dalam kocokan telur, sedikit demi sedikit, sambil terus jalankan mixer hingga seluruhnya tercampur rata.

5. Kocok bahan C hingga lembut, masukkan adonan telur sedikit demi sedikit, sambil terus di kocok, hingga rata.

6. masukkan krim kocok ke dalam adonan no. 5, masukkan dalam 3 bagian, aduk rata dengan ballon whisk.

7. tuangkan ke dalam loyang ring yang sudah di siapkan sebelumnya. dinginkan semalaman dalam kulkas

8. Masukkan selai Blueberry (jo : fruibel ) ke atas cheese cake. dinginkan kembali minimal 1 jam sebelum dipotong.

Note : topping atas bisa diganti-ganti sesuai selera. Sebelumnya aku bikin saus butterscotch....cocok banget dengan cheesecake ternyata. ^_^